Notulensi Webinar Klinik Konseling Islam

Webinar Klinik Konseling Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

“Merancang Program Kuliah Kerja Nyata Inovatif, Uptodate & Inspiratif”

Rabu, 15 Juli 2020

Dimasa pandemi seperti saat ini diperlukan inovasi dan kreativitas baru (out of the box) dalam menyusun program kerja dengan mematuhi protokol kesehatan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini dibahas mengenai bagaimana merancang program KKN yang kreatif.

Program KKN Literasi

(Oleh: Thoriq Tri Prabowo, M.Ip.)

  • Literasi adalah produk yang dihasilkan setelah kita membaca, mengalisis, dan memahami. Dalam hal ini bagaimana menjadikan SDM unggul dengan literasi? Yaitu dapat dengan mengupayakan untuk belajar terus menerus, memerlukan proses (jam terbang), dan rekan serta lingkungan yang baik. Mengapa harus terus belajar untuk unggul? Karena kita saat ini berada di era disrupi, era yang serba tidak pasti, kompetensi yang semakin ketat, globalisasi, dan perubahan kebijakan.
  • Dalam pelaksanaan program KKN dilapangan tentu tidak dipungkiri akan muncul berbagai hambatan dan belum tercapainya tujuan, oleh karena itu hendaknya kita melaksanakan program dengan perlahan dan konstan.
  • Persoalan literatur yang nyata pada saat ini ialah orang yang bukan tidak membaca, tapi tidak memahami dan mempraktekkan.
  • Literasi di tengah pandemi semakin menemukan relevansinya, hal tersebut dapat dijadikan program misalnya setelah pandemi ini sebagian besar aktivitas dilakukan secara daring dan menggunakan gadget. Menemui realitas dilapangan seperti demikian, hal yang dapat diupayakan diantaranya kita dapat memberikan edukasi bagaimana menggunakan media informasi secara sehat dan mencegah hoax.
  • Bagaimana meningkatkan budaya literasi? Diantaranya dengan pengembangan budaya gemar membaca yang merupakan tanggungjawab bersama dalam berbagai lapisan masyarakat, pengembangan muatan literasi diantaranya dengan meningkatkan mutu bahan bacaan.
  • Peluang kegiatan yang dapat dilakukan dalam program KKN diantaranya kegiatan fisik misalkan pengadaan bahan bacaan untuk dilakukan diruang publik (pos ronda, masjid, dll). Selain itu juga perlu pengadaan bahan bacaan yang beraneka jenis sehingga dapat menarik perhatian dan dapat bermanfaat.

Program KKN Konseling - KKN Konseling Efektif

(Oleh: Ulin Nihayanh, M.Pd.I)

Metode KKN yang dilaksanakan di wilayah daerah masing-masing dapat dilaksanakan dengan dua jenis yaitu daring dan metode tatap muka dengan mengutamakan protokol kesehatan secara tepat. Hal yang dapat dilakukan pada masa pandemi seperti ini diantaranya yaitu dengan menjadi motivator. Mendorong masyarakat untuk melakukan perubahan misalkan mengubah kebiasaan untuk selalu melakukan aktivitas dengan mengutamakan protokol kesehatan. Program yang dapat dilakukan lagi ialah membuat pelatihan atau workshop yang berkelanjutan dengan narasumber yang ahli dibidangnya dan didukung dengan pelaksanaan yang menarik.

Cyber Counseling - Metode AIMME: Cybercounseling dalam program KKN di masa pandemi.

(Oleh: Sudharno Dwi Yuwono, M.Pd)

Program KKN yang akan dilaksanakan memerlukan persiapan yang matang dan berbagai pertimbangan. Dalam hal ini dibahas mengenai AIMME:

  • Assesmen

Assesmen sangat diperlukan sebelum merancang suatu program, hal ini diharapkan agar dapat menperoleh hasil yang maksimal. Dalam bimbingan konseling dapat digunakan AUM dll. Sebagai permulaan diperlukan assesmen terhadap kemampuan anggota kelompok KKN (SDM anggota), dipetakan kompetensinya, berasal dari jurusan apa saja, dan dipahami apa saja keahlian yabg dimilikinya. Kemudian setelah itu assesmen terhadap kebutuhan apa saja dari masyarakat. Diperinci, diidentifikasi kemampuan masyarakat dalam mengakses media informasi, identifikasi dan pembagian tugas bagi anggota kelompok sesuai dengan kompetensinya. Untuk pelaksanaan cybercounseling difokuskan bagi anggota kelompok yang berasal dari jurusan psikologi atau BK, sedangkan anggota kelompok yang lain dapat membantu dalam melengkapi seperti pembuatan poster maupun bagian desain.

  • Merancang

Membuat rancangan progran yang sebelumnya sudah ada disesuaikan dengan keadaan saat ini yang baru. Membuat tujuan yang spesifik kemudian menyusun program yang simpel tetapi manfaatnya dapat diperoleh.

  • Melaksanakan

Setelah melakukan langkah-langkah sebelumnya, maka diperlukan diskusi yang dilakukan antar anggota kelompok maupun dengan kepala desa dan pihak yang bersangkutan di daerah tersebut. Setelah menetapkan program kerja maka akan lebih baik apabila sebelum pelaksanaan dilakukan gladi resik.

  • Evaluasi

Mengevaluasi program yang sedang berjalan apakah sudah sesuai dengan rencana dan apakah sudah efektif dalam memberikan manfaat. Amati faktor penghambat dan pendukung serta cari solusinya dengan segera.

Sesi Tanya Jawab

Endah Ayu - IAIN Surakarta : dimasa transisi ini masyarakat mulai terlihat banyak yang mengabaikan berbagai protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Lalu bagaimana cara kita untuk mampu meyakinkan masyarakat akan pentingnya memperhatikan protokol kesehatan dimasa transisi ini? Lalu adakah metode/teknik konseling selain cybercounseling yang dianggap ampuh untuk dipraktikkan dalam hal ini? Jawab:

  • Pak Thoriq : Seperti pembahasan mengenai literatur yang sebelumnya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang abai ini sebenarnya sudah mengetahui tetapi mereka abai. Abai ini merupakan penyakit yang susah untuk diubah, hal tersebut dapat dilakukan kerjasama dari berbagai pihak terutama dengan mekanisme formal seperti RT dan RW untuk memunculkan budaya malu kolektif dengan memulai dari pribadi kita untuk memiliki kesadaran untuk melaksanakan protokol kesehatan sehingga akan timbul malu apabila tidak melakukan hal tersebut.
  • Ibu Ulin : Dalam menghadapi hal demikian, dapat dengan menggunakan saran yang tepat atau anjuran dari tokoh/figur yang dapat memberikan dampak/contoh, lebih menegaskan hukum untuk mematuhi protokol, kemudian disosialisasikan secara terus menerus.
  • Pak Dwi : Sebelum pelaksanaan program dilakukan metode trial dan errror. Mengidentifikasi dengan AIMME. Eksperimen atau menerapkan ke diri kita sendiri dulu sebelum memberikannya ke masyarakat. Dicoba pelaksanaannya dan diterapkan ke teman-teman kita/keluarga.

Kikin Malinda - IAIN Surakarta : Bagaimana cara mengajak masyarakat agar bersedia mengikuti program-program yang akan kita buat. Bilamana pola pikir masyarakat lebih mengutamakan pekerjaan (atau dalam hal ini cenderung bersikap cuek dari adanya KKN karena sibuk dengan aktivitas bekerja)?

Jawab: Untuk hal ini diperlukan perencanaan yang tepat guna disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan waktu. Untuk masyarakat yang cuek dapat dilakukan dengan pendekatan personal (jemput bola) dilaksanakan diwaktu yang bukan waktu padat misalnya dilaksanakan kegiatan diwaktu weekend. Pembuatan tema yang menarik dengan mempertimbangkan apa manfaatnya, membangun hubungan dengan ketua RT dan RW, mencari waktu luang masyarakat dan tidak menggangu waktunya (Bu Ulin).

Larasati Galuh - IAIN Surakarta: KKN daring yang akan dilaksanakan mahasiswa pada saat pandemi seperti ini ada keuntungan dan kelemahan. Apalagi KKN di daerah sendiri yang sangat memungkinkan masyarakat yang sudah kenal dengan kita akan acuh, bagaimana cara kita agar KKN bisa berjalan dan proker yang kita akan lakukan dapat berjalan sesuai?

Jawab: Untuk saat ini pelaksanaan KKN ialah diwilayah masing-masing dan daring. KKN di desa sendiri memiliki kelebihan, diantaranya ialah kita sudah menegetahui potensi dan permasalahan yang ada dilingkungan tersebut, lebih mudah beradaptasi.Tips: lebih mematangkan assesmen untuk menentukan program seperti apa yang dinilai akan paling efektif dan menarik. Sebagian penyebab masyarakat tidak mau bergabung bisa dikarenakan karena kurangnya keterlibatan, oleh karena itu masyarakat dapat dijadikan tokoh kunci dalam kegiatan (Pak Thoriq).

Prita Ayu - IAIN Surakarta : Program yang pas dengan metode literasi Sumber Daya Manusia unggul ini yang cocok digunakan untuk KKN online pada masa pandemi seperti ini agar masyarakat mudah memahami dan terrtarik seperti apa?

Jawab: Untuk dapat mengetahui program literasi yang cocok, diperlukan assesmen terlebih dahulu, bagaimana kebutuhan masyarakat, bahan bacaan seperti apa yang diperlukan dan akan menarik. Untuk pengadaan bahan bacaan, dapat bekerjasama dengan para penerbit dengan mengirim proposal. Agar masyarakat tertarik dengan kegiatan literasi, maka pilih bahan bacaan yang cocok dengan kultur yang ada disana misalnya di wilayah agraris, peternakan maka sediakan bahan bacaan yang mendukung hal tersebut. Setelah itu dapat dilakukan pelatihan terkait bahan bacaan yang disediakan tersebut agar lebih dapat lebih mendalam.

Berita Terpopuler