Permainan Tradisional sebagai Media Konseling

Sebuah permainan biasanya bersifat having fun di mana rata-rata 60-70% akan menghasilkan tawa sehingga mengaktifkan hormon endorfin yang akan menyebabkan seseorang merasa bahagia.
Di zaman sekarang di era digital anak-anak lebih suka bermain dengan dunia maya daripada memainkan permainan tradisional sehingga kita perlu menggalakkan kembali permainan tradisional .
Permainan tradisional bisa digunakan sebagai terapiutik atau metode dalam konseling, namun permainan ini harus disesuaikan dengan masalah yang dihadapi oleh anak seperti masalah kurangnya motivasi, masalah interaksi sosial, dan masalah lainnya. Secara umum permainan memang dapat menjadi metode konseling misalnya digunakan saat asasmen pada anak yang sulit diajak berbicara atau sulit mengungkapkan pikirannya, maka dengan bermain kita dapat mengamati gerak-gerik dan tingkah laku si anak.
Contoh permainan tradisional seperti permainan petak umpet. Petak umpet merupakan sebuah permainan yang tidak akan pernah membosankan karena sangat efektif untuk mengalihkan dunia anak-anak. Anak yang semulanya bosan atau rewel akan merasa senang jika memainkan permainan petak umpet. Di dalam permainan petak umpet juga dapat mengasah problem-solving anak karena mereka akan berlatih untuk berpikir dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan atau cara untuk memperoleh kemenangan. Selain itu petak umpet juga dapat mengembangkan emosional anak karena dalam bermain mereka akan mengeluarkan berbagai macam ekspresi seperti ekspresi senang.
Untuk mengaktifkan kembali permainan tradisional maka kita perlu sifat kreatif dengan cara meng-upgrade permainan tradisional agar dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada masa ini.